Oleh : Yusnadi
Setiap
pekerjaan selalu membawa makna. Jadi demi suksesnya karier tak ada alasan untuk
mengabaikan pekerjaan sekecil apa pun
yang dibebankan kepada kita. Terkadang beban pekerjaan datang memang
bertubi-tubi bahkan dalam waktu bersamaan dan semuanya harus bisa diselesaikan,
sesuai dengan target waktu yang ditentukan.
Tetapi yang
terjadi biasanya kita bukan siap untuk menuntaskan pekerjaan itu, tetapi justru
hanya stress memikirkannya. Padahal semua pekerjaan itu harus selesai dalam
waktu yang bersamaan. Kalau kita
bekerja dengan target yang ketat---underpressure---justru
jangan hanya berkeluh kesah. Tetapi pekerjaan yang bertumpuk di depan mata kita
harus segera disikapi. Pekerjaan harus dituntaskan. Kunci utamanya diri kita harus
tetap fresh dan berpikir jernih. Lalu,
bagaimana caranya?
Langkah pertama, kita
harus menghargai waktu. Kisah orang-orang yang menuai sukses adalah orang-orang
yang menghargai waktu. Sebaliknya, orang yang mempermainkan waktu dengan
seenaknya, sulit untuk mendulang sukses. Sekali saja, kita ingkar dan
melewatkan waktu, kita bakal terperosok ke dalam jurang kegagalan, paling tidak
tidak berhasil memenuhi goal dari
target kebijakan.
Dalam bekerja manajemen waktu sangat
penting. Bahkan untuk urusan kedisiplinan ini tak ada kompromi, terkadang kita
bahkan harus berani mengejami diri sendiri. Artinya, waktunya bekerja kita
harus bekerja. Waktu bekerja jangan digunakan untuk ngerumpi hal-hal yang tak penting dan melakukan aktivitas di luar
pekerjaan kita. Contohnya mengantarjemput anak sekolah, ke pasar dan sebagainya.
“Pekerjaan hari ini kerjakanlah hari ini, kalau bisa hari ini mengapa ditunda
esok,” begitu sebuah ujaran bijak yang bisa kita jadikan cermin.
Itulah salah satu bentuk pentingnya waktu dalam
kerangka kerja. Dengan demikian pekerjaan tak perlu ada yang ditunda, apalagi
kendalanya karena kita mencuri-curi waktu mengerjakan pekerjaan yang tak
semestinya.
Bekerja serius dan menghargai waktu bukan berarti
bekerja terus tanpa henti. Tetapi kalau kita ingin selalu fresh, saat istirahat harus digunakan istirahat. Untuk itulah
perusahaan menyediakan waktu istirahat.
Kita dalam bekerja harus berdayaguna dan berhasil
guna. “Time is money,” kata
orang Inggris. Agar waktu yang kita
miliki benar-benar produktif memang selayaknya harus dikelola dengan baik. Biasanya
yang terjadi bukannya kita sesegera mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan,
tetapi justru hanya berkeluh kesah dan stress memikirkannya. Tak hanya waktu ketika kita bekerja, tetapi juga saat istirahat
dan cuti. Tak perlu waktu lembur, kalau memang tidak diperlukan. Sehingga waktu
yang kita miliki tak sedetik pun yang terbuang percuma.
Langkah kedua, jangan buru-buru mengeluh. Jadi, ketika
dihadapkan dengan pekerjaan yang bertumpuk, jangan buru-buru mengeluh.
“Pekerjaan yang satu belum selesai, bos sudah memberikan tugas lain lagi.
Mengapa bukan yang lain, kok harus saya, ” begitu pertanyaan yang sering muncul
dalam diri kita.
Kita harus yakini bahwa atasan kita memberi kita tugas pasti punya alasan.
Jadi, kita harus positive thinking
dalam menyikapinya.
Boleh jadi, bos sedang menguji kemampuan dan ketangguhan kita dalam menyelesaikan pekerjaan yang harus dituntaskan
di bawah tekanan waktu.
Dalam menghadapi tugas yang dibebankan bos, lagi-lagi kita jangan stress duluan. Tetapi harus tetap fresh, anggaplah kerjaan yang
dipercayakan kepada kita adalah senjata kita untuk mendongkrak kinerja. Semua tugas yang kita terima jangan dianggap
beban, tetapi harus kita jalani dengan ikhlas. Niscaya, semua pekerjaan akan
berjalan dengan lancar.
Langkah ketiga, mengerjakan dengan semangat. Dalam
menghadapi pekerjaan kita harus punya modal semangat. Bahkan modal semangat
yang harus kita miliki harus berlapis. Semangat adalah modal utama kita untuk
menggesa dalam upaya menyelesaikan tugas yang jadi kewajiban kita. Memandang
bahwa pekerjaan bukan beban tetapi tanggungjawab yang harus kita emban.
Dalam menghadapi pekerjaan yang berlapis, kita juga harus punya semangat
yang berlapis. Jangan kita berhenti ketika tersandung satu kendala. “Tak ada
persoalan yang tak bisa diselesaikan,” begitulah salah satu semangat kita untuk
terus mencari solusi sehingga pekerjaan itu bisa tuntas dikerjakan.
Langkah keempat, cara berpikir dan strategi. Dalam upaya
menuntaskan pekerjaan yang kita hadapi kita harus punya strategi dan cara
berpikir. Dalam bekerja kita harus berpikir dua langkah ke depan.
Artinya, ketika kita dihadapkan
dengan persoalan yang ada, kita juga sudah siap untuk menghadapi persoalan
lainnya. Dan untuk menyelesaikan
semua persoalan dalam pekerjaan kita tentunya butuh strategi yang pas dan pener.
Mudah-mudahan kalau semua langkah dan strategi itu dilakoni. Dan kita bisa mengedepankan
pemikiran pekerjaan bukan sebagai beban tetapi merupakan tanggungjawab takkan ada persoalan pelik yang bakal menghadang
karier kita. Semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar