Rabu, 11 Januari 2012

Artikel: JADIKAN PEKERJAAN BUKAN BEBAN


Oleh : Yusnadi


Setiap pekerjaan selalu membawa makna. Jadi demi suksesnya karier tak ada alasan untuk mengabaikan pekerjaan sekecil apa pun  yang dibebankan kepada kita. Terkadang beban pekerjaan datang memang bertubi-tubi bahkan dalam waktu bersamaan dan semuanya harus bisa diselesaikan, sesuai dengan target waktu yang ditentukan.
Tetapi yang terjadi biasanya kita bukan siap untuk menuntaskan pekerjaan itu, tetapi justru hanya stress memikirkannya. Padahal semua pekerjaan itu harus selesai dalam waktu yang bersamaan. Kalau kita bekerja dengan target yang ketat---underpressure---justru jangan hanya berkeluh kesah. Tetapi pekerjaan yang bertumpuk di depan mata kita harus segera disikapi. Pekerjaan harus dituntaskan. Kunci utamanya diri kita harus tetap fresh dan berpikir jernih. Lalu, bagaimana caranya?

Langkah pertama, kita harus menghargai waktu. Kisah orang-orang yang menuai sukses adalah orang-orang yang menghargai waktu. Sebaliknya, orang yang mempermainkan waktu dengan seenaknya, sulit untuk mendulang sukses. Sekali saja, kita ingkar dan melewatkan waktu, kita bakal terperosok ke dalam jurang kegagalan, paling tidak tidak berhasil memenuhi goal dari target kebijakan.

Dalam bekerja manajemen waktu sangat penting. Bahkan untuk urusan kedisiplinan ini tak ada kompromi, terkadang kita bahkan harus berani mengejami diri sendiri. Artinya, waktunya bekerja kita harus bekerja. Waktu bekerja jangan digunakan untuk ngerumpi hal-hal yang tak penting dan melakukan aktivitas di luar pekerjaan kita. Contohnya mengantarjemput anak sekolah, ke pasar dan sebagainya. “Pekerjaan hari ini kerjakanlah hari ini, kalau bisa hari ini mengapa ditunda esok,” begitu sebuah ujaran bijak yang bisa kita jadikan cermin.

Itulah salah satu bentuk pentingnya waktu dalam kerangka kerja. Dengan demikian pekerjaan tak perlu ada yang ditunda, apalagi kendalanya karena kita mencuri-curi waktu mengerjakan pekerjaan yang tak semestinya.

Bekerja serius dan menghargai waktu bukan berarti bekerja terus tanpa henti. Tetapi kalau kita ingin selalu fresh, saat istirahat harus digunakan istirahat. Untuk itulah perusahaan menyediakan waktu istirahat.

Kita dalam bekerja harus berdayaguna dan berhasil guna. Time is money,” kata orang Inggris. Agar waktu yang kita miliki benar-benar produktif memang selayaknya harus dikelola dengan baik. Biasanya yang terjadi bukannya kita sesegera mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan, tetapi justru hanya berkeluh kesah dan stress memikirkannya. Tak hanya waktu  ketika kita bekerja, tetapi juga saat istirahat dan cuti. Tak perlu waktu lembur, kalau memang tidak diperlukan. Sehingga waktu yang kita miliki tak sedetik pun yang terbuang percuma.

Langkah kedua, jangan buru-buru mengeluh. Jadi, ketika dihadapkan dengan pekerjaan yang bertumpuk, jangan buru-buru mengeluh. “Pekerjaan yang satu belum selesai, bos sudah memberikan tugas lain lagi. Mengapa bukan yang lain, kok harus saya, ” begitu pertanyaan yang sering muncul dalam diri kita.

Kita harus yakini bahwa atasan kita memberi kita tugas pasti punya alasan. Jadi, kita harus positive thinking dalam menyikapinya.

Boleh jadi, bos sedang menguji kemampuan dan ketangguhan kita dalam  menyelesaikan pekerjaan yang harus dituntaskan di bawah tekanan waktu.

Dalam menghadapi tugas yang dibebankan bos, lagi-lagi kita jangan stress duluan. Tetapi harus tetap fresh, anggaplah kerjaan yang dipercayakan kepada kita adalah senjata kita untuk mendongkrak kinerja.  Semua tugas yang kita terima jangan dianggap beban, tetapi harus kita jalani dengan ikhlas. Niscaya, semua pekerjaan akan berjalan dengan lancar.

Langkah ketiga, mengerjakan dengan semangat. Dalam menghadapi pekerjaan kita harus punya modal semangat. Bahkan modal semangat yang harus kita miliki harus berlapis. Semangat adalah modal utama kita untuk menggesa dalam upaya menyelesaikan tugas yang jadi kewajiban kita. Memandang bahwa pekerjaan bukan beban tetapi tanggungjawab yang harus kita emban.

Dalam menghadapi pekerjaan yang berlapis, kita juga harus punya semangat yang berlapis. Jangan kita berhenti ketika tersandung satu kendala. “Tak ada persoalan yang tak bisa diselesaikan,” begitulah salah satu semangat kita untuk terus mencari solusi sehingga pekerjaan itu bisa tuntas dikerjakan.

Langkah keempat, cara berpikir dan strategi. Dalam upaya menuntaskan pekerjaan yang kita hadapi kita harus punya strategi dan cara berpikir. Dalam bekerja kita harus berpikir dua langkah ke depan.

Artinya, ketika kita dihadapkan dengan persoalan yang ada, kita juga sudah siap untuk menghadapi persoalan lainnya. Dan untuk menyelesaikan semua persoalan dalam pekerjaan kita tentunya butuh strategi yang pas dan pener.

Mudah-mudahan kalau semua langkah dan strategi itu  dilakoni. Dan kita bisa mengedepankan pemikiran pekerjaan bukan sebagai beban tetapi merupakan tanggungjawab takkan  ada persoalan pelik yang bakal menghadang karier kita. Semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar