Oleh: Yusnadi
Zaman boleh berubah, teknologi boleh
berkembang tapi satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari Tisu yaitu selalu
berurusan dengan mbah dukun. Nama Tisu singkatan dari Titik Sumiati.
Teman-teman kuliahnya menjuluki Tisu, karena sebungkus tissue tidak pernah
lepas dari kantongnya.
Handphone termahal boleh digenggam olehnya, blackberry boleh menjelajah dunia maya setiap hari. Tapi dalam hal
ramal meramal nasib, jodoh, karier tak
bisa hilang dari Tisu. Mbah dukun dan berbagai ramalan lewat SMS selalu menjadi
handalan Tisu. Demikian kebiasaan gadis
manis yang berada di Kampus Tercinta, Lenteng Agung, Jakarta ini.
Dandanan cukup fungky, cool, dan trendi. Pergaulan sangat supel, ramah dan romantic. Jadi sebenarnya tidak ada yang
kurang dari sosok Tisu. Ia sebetulnya cocok dikatakan sebagai gadis masa kini
dengan pergaulan yang luas. Begitu juga jika dilihat selera cowoknya yang agak maco.
Itu baru soal cowok, dandanan dan genggaman Hp
yang selalu dipegangnya. Belum lagi bila dilihat selera mobilnya. Top mobil
masa kini, gaya anak muda. Sangat lengkap dan sempurna bila dikatakan Tisu adalah
gadis idaman para pria. Tapi ada satu hal yang tidak pernah lepas dari kebiasaan-kebiasaan
Tisu terlepas dari kemajuan-kemajuan yang mengikutinya, yaitu selalu rutin pergi ke mbah dukun.
Pergi ke mbah
dukun sudah ia catat sebagai agenda rutin yang harus dijalankan. Belum lagi
ramalan-ramalan lewat SMS selalu ia catat dan ia jalankan petuahnya.
Aku tidak habis pikir syetan apa yang hinggap
di pundaknya. Aku tahu betul saat menjelang skripsi, ia konsultasi bukan ke
dosen pembimbing tapi pergi ke mbah dukun setiap malam Jumat.
Sepulang dari mbah dukun ia biasanya tersenyum senang. Rasa percaya dirinya meningkat, tetapi begitu
skripsinya di coret-coret oleh sang dosen, maka ia pun dengan sedikit mengancam,
“Lihat saja minggu depan akan kubuat tekuk lutut dosen itu,” ujarnya.
Namun minggu depan terulang lagi seperti
minggu kemarin, begitu seterusnya hingga akhirnya satu semester terlewati tanpa
membawa hasil. Akhirnya aku sebagai teman yang sedikit menaruh hati padanya hanya
berpesan, “Titik,” kupanggil nama aslinya, “Untuk apa Titik pergi ke dukun, mending uangnya untuk
traktir teman-teman dan teman-teman pasti siap membantu ”.
Tanpa memberi jawaban ia memandangku.
Tatapannya tajam tetapi lama-lama menjadi redup hingga akhirnya keluarlah
tetesan air mata membasihi pipinya. Selanjutnya kami tanpa disadari sudah saling
berpelukan tanpa mengeluarkan kata-kata. Malam yang indah di Kampus yang
rindang, Lenteng Agung.
(Medio 2009)
Halo Sahabat Poker,
BalasHapusMWPOKER MWPOKER
situs poker terbaik dan terpercaya
situs poker terpercaya 2019
Poker Android
LINK ALTERNATIF MWPOKER
MW POKER
LINK ALTERNATIF MWPOKER
situs poker terpercaya 2019
situs poker terpercaya 2020